Selasa, 06 Januari 2009

ekologi

Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem


1. Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.
2. Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer. Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.
3. Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya, berkembangnya ilmu komputer sangat membantu perkembangan ekologi. Penggunaan model-model matematika dalam ekologi misalnya, tidak lepas dari perkembangan matematika dan ilmu kornputer.
Ekosistem
1. Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungan mereka. Istilah tersebut pada mulanya diperkenalkan oleh A.G.Tansley pada tahun 1935. Sebelumnya, telah digrrnakan istilah-istilah lain, yairu biocoenosis, dan mikrokosmos.
2. Setiap ekosistem memiliki enam komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim. Perbedaan antar ekosistem hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut. Masing-masing komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam melaksanakan proses-proses dalam ekosistem. Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai makanan, pola keanekaragaman, siklus materi, perkembangan, dan pengendalian.
3. Daerah Aliran sungai (DAS) dari suatu badan air, akan menentukan stabilitas dan proses metabolisme yang berlangsung di dalam badan air yang bersangkutan. Pengelolaan badan air harus menyertakan pengelolaan daerah aliran sungainya.
4. Setiap ekosistem rnampu mengendalikan dirinya sendiri, dan mampu menangkal setiap gangguan terhadapnya. Kemampuan ini disebut homeostasis. Tetapi kemampuan ini ada batasnya. Bilamana batas kemampuan tersebut dilampaui, ekosistem akan mengalami gangguan. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk gangguan ekosistem akibat terlampauinya kemampuan homeostasis.
ENERGI DALAM EKOSISTEM
Aliran Energi dan Rantai Makanan
1. Dikenal adanya dua hukum termodinamika, yaitu 1) bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan, dan2) bahwa tidak ada perubahan bentuk energi yang efisien.
2. Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut. Dengan proses fotosintesis energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah menjadi energi kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
3. Proses aliran energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari herbivora masuk ke tubuh karnivora.
4. Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energi makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam aras trofik yang sama.
5. Makin tinggi aras trofiknya, makin tinggi pula efisiensi ekologinya.
Konsep Produktivitas
1. Produktivitas primer merupakan laju penambatan energi yang dilakukan oleh produsen. Produktivitas primer dibedakan atas produktivitas primer kasar (bruto) yang merupakan hasil asimilasi total, dan produktivitas primer bersih (neto) yang merupakan penyimpanan energi di dalam jaringan tubuh tumbuhan. Produktivitas primer bersih ini juga adalah produktivitas kasar dikurangi dengan energi yang digunakan untuk respirasi.
2. Produktivitas sekunder merupakan laju penambatan energi yang dilakukan oleh konsumen. Pada produktivitas sekunder ini tidak dibedakan atas produktivitas kasar dan bersih. Produktivitas sekunder pada dasamya adalah asimilasi pada aras atau tingkatan konsumen.
3. Laju produktivitas akan tinggi bilamana faktor-faktor lingkungan cocok atau optimal. Pemberian bantuan energi dari luar atau subsidi energi juga dapat meningkatkan produktivitas. Subsidi energi banyak dilakukan oleh manusia terhadap ekosistem pertanian, yang dapat berupa pemberian pupuk, irigasi, pengendalian hama, pengolahan tanah. Subsidi energi juga dapat terjadi secara alami, misalnya berupa ombak di lautan, pasang naik dan surut di pantai, hujan di daratan, angin, dan lain lain.
4. Produktivitas atau produksi berbeda dengan hasil panen. Produktivitas atau produksi adalah sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Produksi pada pertanian sebetulnya adalah hasil panen. Hasil panen adalah bagian dari produktivitas primer bersih yang diambil/dimanfaatkan oleh manusia. Pada dasarnya alam akan memaksimalkan produktivitas bruto, sedangkan manusia berupaya memaksimalkan produktivitas bersih, sehingga manusia dapat memaksimalkan hasil panen. Manusia juga memerlukan produktivitas sekunder. Dari produktivitas sekunder, manusia juga dapat memperoleh hasil panen yang dapat berupa daging, telur, atau susu.
5. Pengukuran produktivitas primer pada umumnya didasarkan pada reaksi fotosintesis. Beberapa metode pengukuran produktivitas primer adalah: metode panen yang cocok untuk ekosistem pertanian; pengukuran oksigen, misalnya dengan metode botol gelap dan botol terang, untuk ekosistem perairan; metode pH, yang cocok untuk ekosistem perairan; metode klorofil, yang pada dasamya adalah mengukur kadar klorofil; metode radioaktif; dan metode CO2
Pola dan Tipe Dasar Siklus Biogeokimia
1. Pada dasarnya semua unsur kimia di alam akan mengalami sirkulasi, yaitu dari bentuk yang berada di dalam lingkungan (anasir abiotik) menuju ke dalam bentuk yang berada di dalam organisme (anasir biotik), dan kemudian kembali lagi ke lingkungan. Proses ini disebut sebagai siklus atau daur ulang biogeokimiawi, atau siklus materi.
2. Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran. siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter.
3. Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya terdapat di dalam atmosfer. sedangkan siklus fosfor merupakan contoh siklus materi tipe sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah terganggu.
4. Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat organisme-organisme yang mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai peranan organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya dalam bidang pertanian.
5. Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada siklus belerang.
6. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai contohnya adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida nitrogen di udara.
Siklus Karbondioksida dan siklus Hidrologi
1. Daur ulang karbondioksida mempunyai arti yang penting bagi manusia, dan sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Siklus ini merupakan siklus materi tipe gas, dimana pergerakan karbondioksida di udara sangat cepat, serta mempunyai dampak global. Meningkatnya pembakaran bahan bakar fosil terutama yang dilakukan dalam industri (pabrik-pabrik) dan yang terjadi pada kegiatan transportasi (kendaraan bermotor) akan meningkatkan pelepasan CO2 ke atmosfer. Kegiatan agro-industri temyata tidak mampu mengabsorbsi kembali CO2 yang di lepas ke atmosfer, sebab kegiatan pengelolaan tanah juga melepas CO2 ke atmosfer.
2. Seperti halnya siklus karbondioksida, siklus hidrologi juga merupakan siklus tipe gas, dan mendapat perhatian yang besar karena mempunyai arti yang penting bagi manusia.
3. Hujan merupakan faktor pendorong utama siklus hidrologi (air). Di atmosfer, air berupa uap air, awan, atau butiran es. Hujan yang turun sebagian besar akan masuk ke laut dan sebagian lagi masuk ke daratan. Air yang masuk ke daratan dapat ditangkap oleh tumbuhan dan tanah. Air yang dapat ditangkap oleh tanah berupa air tanah, dan air tanah inilah yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya berupa mata air, sungai, dan danau. Kembalinya air ke atmosfer adalah melalui penguapan dari laut, dan evapotranspirasi dari daratan. Penguapan yang terbesar adalah dari laut.
4. Adanya vegetasi menyebabkan kemampuan menangkap atau menyimpan air oleh ekosistem daratan lebih besar. Tebang habis hutan menyebabkan air limpasan permukaan lebih besar, infiltrasi air ke dalam tanah berkurang, erosi makin hebat, dan mengakibatkan hara yang keluar makin banyak.
5. Ada perbedaan yang cukup penting antara siklus materi di daerah iklim sedang dengan yang di daerah tropis. Di daerah tropis, serasah arau bangkai cepat diuraikan oleh organisme pengurai, sehingga lantai hutan tropika hanya mempunyai lapisan serasah yang sangat tipis. Unsur hara yang dibebaskan segera dimanfaatkan oleh tumbuhan. Hal ini terjadi karena suhu yang hangat dan lembab, merupakan kondisi yang optimum bagi metabolisme organisme. Di daerah iklim sedang, suhu lebih dingin terhenti, sehingga serasah pada lantai hutan tebal. unsur hara sebagian besar akan berada dalam tanah. perbedaan ini perlu mendapatkan perhatian, sehingga pengelolaan ekosistem di daerah tropis tidak sekedar meniru dari negara-negara iklim sedang.
6. Studi-studi kuantitatif siklus biogeokimiawi mempunyai arti yang penting. Dengan studi semacam itu maka dapat diketahui anggaran atau tersedianya hara di dalam suatu ekosistem.
Hukum minimum Leibig dan Hukum Toleransi
Suatu organisme untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu, harus memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan-biakkannya. Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dengan keadaan tertentu. Apabila keperluan mendasar ini hanya tersedia dalam jumlah yang paling minimum, maka akan bertindak sebagai factor pembatas. Walaupun demikian, seandainya keperluan mendasar yang hanya tersedia minimum, berada dalam waktu “sementara” tidak dapat dianggap sebagai faktor minimum, karena pengaruhnya dari banyak bahan sangat cepat berubah.
Kondisi minimum dari suatu kebutuhan mendasar bukan merupakan satu-satunya faktor pembatas kehidupan suatu organisme, tetapi juga dalam keadaan terlalu maksirnumnya kebutuhan tadi, sehingga dengan kisaran minimum-maksimum ini dianggap sebagai batas-batas toleransi organisrne untuk dapat hidup. Namun dalam kenyataan tidak sedikit organisme yang mempunyai kemampuan untuk “relatif’ mengubah keadaan lingkungan fisik gunan mengurangi efek hambatan terhadap pengaruh lingkungan fisiknya.
Faktor Pembatas Fisik dan Indikator Ekologi
Kehadiran atau keberhasilan suatu organisme atau kelompok organisme terganltung kepada komples keadaan. Kadaan yang manapun yang.mendekati atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan sebagai yang membatasi atau faktor pembatas. Dengan adanya faktor pembatas ini semakin jelas kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu.
Jika suatu organisme mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu faktor yang relatif mantap dan dalam jumlah yang cukup, maka faktor tadi bukan merupakan faktor pembatas. Sebaliknya apabia organisme diketahui hanya mempunyai batas-batas toleransi tertentu untuk suatu faktor yang beragam, maka faktor tadi dapat dinyatakan sebagai faktor pembatas. Beberapa keadaan faktor pembatas, termasuk diantaranya adalah temperatur, cahaya, air, gas atmosfir, mineral, arus dan tekanan, tanah, dan api. Masing-masing dari organisme mempunyai kisaran kepekaan terhadap faktor pembatas.
Dengan adanya faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai ikut menseleksi organisme yang mampu bertahan dan hidup pada suatu wilayah. Sehingga seringkali didapati adanya organisme-organisme tertentu yang mendiami suatu wilayah tertentu.pula. Organisme ini disebut sebagai indikator biologi (indikator ekologi) pada wilayah tersebut.
Sifat dan Distribusi Umum
Populasi yang telah didefinisikan sebagai kelompok kolektif organisme dari spesies yang sama (atau kelompok-kelompok lain di mana individu-individu dapat bertukar informasi genetiknya) yang menempati ruang dan atau waktu tertentu, memiliki berbagai ciri/sifat maupun parameter yatg unik dari kelompok dan sudah tidak merupakan sifat dari masing-masing individu pembentuknya. Sifat-sifat tersebut antara lain kepadatan, natalitas, mortalitas, penyebaran umur, potensi biotik, dispersi, dan bentuk serta perkembangan. Khusus mengenai distribusi umur individu dalam suatu populasi merupakan sifat penting karena secara langsung dan tak langsung dapat mempengaruhi laju mortalitas maupun laju natalitas. Secara umum, pembagian umur menjadi 3 yaitu: pre-reproduktif, reproduktif, dan post-reproduktif. Perbandingan penyebaran golongan umur dalam populasi dapat menentukan keadaan arah reproduktif yang berlangsung dalam populasi, dan sekaligus dapat dipakai untuk memperkirakan keadaan populasi dimasa mendatang.
Pertumbuhan Populasi
Populasi memiliki pola-pola pertumbuhan khas yang disebut sebagai bentuk pertumbuhan populasi. Untuk keperluan perbandingan dapat diajukan dua pola dasar yang berdasarkan pada gambar aritmatik berbentuk kurva pertumbuhan, seperti kurva pertumbuhan berbentuk J dan S. Tipe-tipe yang berbeda ini dapat digabungkan atau diubah dalam berbagai cara menurut kekhususan berbagai organisme dan lingkungan. Adanya kurva pertumbuhan ini sekaligus juga menunjukkan adanya fluktuasi dalam pertumbuhan populasi. Beberapa faktor pembatas fisik dapat bertindak sebagai pemacu adanya fluktuasi pertumbuhan populasi. Populasi cenderung berfluktuasi di atas dan di bawah daya dukung. Dengan adanya fluktuasi terjadilah keseimbangan baru meskipun dalam waktu-waktu tertentu saja, seperti populasi musiman dan populasi tahunan.
Pola Penyebaran Populasi(Dispersi)
Setiap populasi apabila telah mencapai tingkat kepadatan, kerapatan tertentu, dan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan, akan cenderung mengalami penyebaran. Di tempat yang baru populasi akan menempati, beradaptasi, dan membentuk keseimbang yang baru kembali. Dalam melakukan penyebaran, populasi cenderung membentuk kelompok-kelompok dari ukuran tertentu. Beberapa tipe penyebarannya adalah seragam, acak, dan acak berkelompok. Berkaitan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan, khususnya ketersediaan sumberdaya makanan, ruang, dan lain-lain setiap individu mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan daerah wilayahnya (teritori) ,dengan cara teup berada pada wilayahnya masing-masing atau mengisolasikan diri. pada hewan tingkat tinggi, isolasi umumnya dilakukan dengan membatasi daerah tempat kehidupannya dengan daerah pengembaraan (home range).
Komunitas
Komunitas biotik adalah kumpulan populasi-populasi organisme apapun yang hidup dalam daerah atau habitat fisik yang telah. ditentukan., sehingga hal tersebut merupakan satuan yang diorganisasi sedemikian rupa bahwa komunitas mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap komponen individu beserta fungsi-fungsinya. Berdasarkan sifat komunitas dan fungsi tersebut, komunitas biotik dapat terbagi menjadi komunitas utama /mayor, dan komunitas minor. Komunitas mayor adalah komunitas yatrg cukup besar kelengkapannya sehingga relatif. tidak tergantung pada komunitas lain. Sedangkan komunltas minor adalah komunitas yang kurang lebih masih tergantung pada komunitas lain.
Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan fungsional tertentu dengan struktur trofik dan arus energi khas saja, tetapi juga merupakan kesatuan yang di dalamnya terdapat peluang bagi jenis tertentu untuk dapat hidup dan berdampingan. walaupun demikian tetap masih ada kompetisi diantaranya, sehingga akan ditemukan populasi tertentu berperan sebagai dominansi suatu komunitas. Populasi yang mendominasi tersebut terutama adalah populasi yang dapat mengendalikan sebagian besar arus energi dan kuat sekali mempengaruhi lingkungan pada semua jenis yang ada di dalam komunitas yang sama.
Analisis Komunitas
Analisis komunitas dalam daerah geografis tertentu dari bentang darat telah mengutamakan dua pendekatan yang berlawanan, yaitu: 1) pendekatan secara zona, dan 2) pendekatan analisis gradien. Masing-masing pendekatan ini mempunyai tujuan spesifik tersendiri yang cocok pada pengukuran analisis komunitas pada wilayah tertentu. Pada umumnya semakin curam gradien lingkungan, maka semakin nyata terlihat dan atau makin tidak bersambungan komunitas-komunitasnya. Sebaliknya semakin landai gradien lingkungan makin bersambungan komunitas-kornunitasnya. Komunitas-komunitas dalam gradien lingkungan yang cukupr seragam pada ekosistem yang sarna, cenderung mempunyai tingkat keanekaragaman spesies yang relatif cukup seragam pula.
Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda. Daerah ini adalah daerah pertemuan yang dapat berbentuk bentangan luas tetapi masih lebih sempit/kecil jumlah populasinya dari komunitas sekitamya. Komunitas ekotone biasanya banyak mengandung organisme dari masing-masing komunitas yang saling tumpang tindih, dan sebagai tambahan, ataupun sebagai organisme yang khas tidak terdapat pada masing-masing komunitas pendampingnya.
Seringkali terdapat kecenderungan jumlah jenis dan kepadatan organisme di wilayah ekotone lebih besar daripada komunitas sekitarnya Kecenderungan ini akhirnya akan meningkatkan keanekaragaman dan kepadatan wilayah ekotone dibanding komunitas pendampingnya. keadaan ini dikenal sebagai pengaruh tepi (edge effect).
Individu Dalam Ekosistem
Dalam mempelajari suatu organisme, tentunya kita tidak hanya berupaya mengetahui “dimana” tempat hidup secara alami organisme yang akan kita pelajari tadi, karena bisa saja tempat hidup alami organisme tadi saling tumpang tindih dengan tempat hidup alami
organisme lain, atau juga merupakan tempat hidup alami organisme lain. Adanya kerancuan ini, apabila kita pelajari lagi, tampak lebih jelas bahwa suatu organisme dapat saja menempati makrohabitat ataupun mikrohabitat dari ekosisrem yang sama. Terlebih lagi kalau kita melihat dari apa peranan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan organisme yang akan kita teliti tadi. Hal inilah yang dinyatakan sebagai relung ekologi. dari suatu organisme.
Dengan adanya relung ekologi, setiap organisme akan mempunyai peranan yang berlainan meskipun dalam ekosistem yang sama. Relung ekologi juga akan menggambarkan kemampuan dari suatu organisme untuk berinteraksi dalam ekosistem dengan berikut segala isinya, bahkan apabila memungkinkan kita mpu ikut mengendalikan ekosistem dari lingkungan hidupnya.
Di alam kita juga sering mendapati adanya spesies yang terdapat pada daerah geografis yang tidak sama atau terpisah oleh suatu barrier, misalnya gunung atau pulau. Keadaan ini disebut Allopatrik. Sebaliknya bisa saja kita temui adanya spesies yang sama terdapat pada daerah yang sama, namun dalam relung yang berbeda. Kondisi ini disebut Simpatrik. Peristiwa yang termasuk allopatrik dan simpatrik ini dapat dengan mudah ditemui, mengingat bahwa bisa saja dengan keanekaragaman ekosistem yang ada lebih memungkinkan suatu organisme ataupun spesies tertentu mampu hidup dan beradaptasi di dalamnya.
Meskipun demikian, lambat laun dengan kondisi simpatrik maupun allopatrik akan mengarah pada terbentuknya spesies baru secara evolusi, karena dalam kondisi geografis yang tidak sama ataupun relung yang berlainan akan menuntut organisme di dalamnya untuk selalu menyesuaikan diri, yang bisa saja akhimya akan berlainan sama sekali dengan organisme atau spesies yang ada sebelumnya.
Jam Biologi dan Domestikasi
Organisme-organisme mempunyai mekanisme secara fisiologik untuk mengukur waktu, yang dikenal sebagai jam biologi (biological clock). Secara umum jam biologi harian adalah kemampuan untuk menentukan waktu dan mengulangi fungsi-fungsi pada setiap interval 24 jam sekalipun dalam keadaan tanpa tergantung adanya tanda-tanda faktor fisik seperti cahaya matahari. Jam biologi juga dikaitkan dengan periodisitas-periodisitas yang berhubungan dengan bulan dan daur-daur musiman.
Meskipun mekanisme terjadinya jam biologi belum jelas, tetapi terdapat dua teori yang diusulkan, yaitu (1) Hipotesa waktu endogen, yaitu jam atau waktu harian yang telah terprogram oleh tubuh organisme dan dapat mengukur tanpa adanya petunjuk lingkungan. (2) Hipotesa waktu eksternal, yaitu jam atau waktu harian dalam tubuh organisme yang bekerjanya diatur oleh tanda-tanda dari lingkungan.
Adanya “kemampuan-kemampuan” tertentu yang dianggap bersifat menguntungkan dari suatu organisme, mengundang organisme tersebut didomestikasi ke tempat yang diperkirakan cocok. Banyak di antara organisme yang didomestikasi akhirnya dibudidayakan dan lambat laun mengalami suatu perubahan sehingga bisa saja akhirnya berlainan dengan sifat aslinya
Pada peristiwa domestikasi, baik pada hewan ataupun tanaman tidak hanya sekedar melibatkan domestikasi genetik dari suatu spesies, melainkan juga adanya “adaptasi timbal balik” antara spesies yang didomestikasi dengan pemelihara (domestikator) yang biasanya manusia. Sehingga sebetulnya pada peristiwa ini terjadi dua jalur yang saling mempengaruhi yang dapat saja membawa atau mengarah pada perubahan (ekologi dan sosial, bahkan genetik) pada manusia maupun organisme yang dipeliharanya. Meskipun demikian, apabila upaya domestikasi dilakukan dengan kurang perhitungan dan ceroboh justru akan menimbulkan masalah besar, dengan lepas dan tidak terkontrolnya organisme yvng didomestikasi ke alam bebas dan berubah menjadi hama.
Perkembangan Ekosistem
Setiap ekosistem dalam suatu wilayah selalu mengalami perkembangan menuju ke arah keseimbangan. Perkembangan ekosistem tersebut tergantung dari pola perkembangan komunitas yang ada di dalamnya. Secara umum perkembangan ekosistem yang dikenal dengan suksesi ekologi ini, melalui beberapa tahapan-tahapan perkembangan yang disebut sere. Setiap sere memberikan ciri-ciri khas tersendiri tergantung dari jenis-jenis dominan yang ada dan faktor pembatas fisiknya.
Suksesi tidak hanya berlaku pada ekosistem alaminya saja, melainkan iuga pada organisme hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Bahkan dinyatakan bahwa ekosistem primer, sekunder, flora, dan fauna dan daerah sekitar merupakan faktor utama yang memberi pengaruh terhadap tipe-tipe pertumbuhan tumbuhan dan hewan yang mengalami suksesi baik melalui persebaran maupun migrasi.
Terdapat tiga hal pokok yang saling terkait dan ikut mempengaruhi lajunya perkembangan ekosistem, yakni 1) ketersediaan sumber daya, 2) faktor pembatas fisik, dan 3) kemampuan dari organismenya. Khusus mengenai ketersediaan sumber daya, dalam hal ini makanan/energi diberikan penekanan tersendiri karena dapat mengarah pada kesempatan kenaikkan biomassa. Apabila laju total fotosintesis lebih besar dari laju
total respirasi maka dapat memungkinkan kesempatan kenaikkan biomassa., dan ini disebut suksesi autotrofik. sebaliknya bila laju total fotosintesis lebih kecil dari laju total respirasi maka hanya akan memanfaatkan energi yang sudah ada dengan pembentukan relung-relung ekologi yang baru, dan ini disebut suksesi heterotrofik.
Suksesi, pada tingkat perkembangan akhir terbentuklah puncak dimana terdapat keseimbangan ekologi biomassa maksimum dengan pola-pola simbiose yang berlangsung di dalamnya berjalan secara alami pula. Jadi perkembangan ekosistem tidak pernah merupakan hasil perkembangan yang terjadi begitu saja, dalam artian terjadi langsung keseimbangan ekologi pada suatu kawasan yang baru terbentuk. Dibutuhkan satuan waktu tertentu, tentunya dengan kemampuan daya adaptasi yang ada untuk mencapai suatu tatanan menuju keseimbangan ekologi.
Sejalan dengan perkembangan ekosistem menuju klimaks ekologi ataupun keseimbangan ekosistem, senantiasa selalu diikuti dengan perkembangan berupa perubahan-perubahan dari segala sesuatu yang berkaitan dengan tata kehidupan organisme yang ada di dalam ekosistem tersebut. Hanya organisme yang mampu beradaptasilah (yang mampu melakukan kompensasi terhadap faktor pembatas fisik lingkungannya) yang dapat terus berada dan hidup, meskipun dengan harus “menciptakan” suatu relung ekologi tersendiri.
Konsep Klimaks
Setelah melalui beberapa tahapan perkembangan ekosistem atau sere, suatu ekosistem dapat mencapai tahapan akhir klimaks atau dapat pula dianggap sebagai puncak perkembangan ekosistem. Salah satu ciri pada komunitas klimaks yaitu dengan tidak terdapatnya penumpukan zat organik netto tahunan. Hal ini disebabkan karena produksi tahunan komunitas seimbang dengan konsumsi tahunan.
Banyak ahli berpendapat bahwa iklim klimaks pada suatu wilayah belum tentu dapat dicapai karena komunitas yang sudah “mantap” sekalipun, karena masih menunjukkan adanya perubahan, penyesuaian dan pembusukan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa perubahan suatu komunitas dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang terdapat dalam komunitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut telah dipakai kesepakatan bahwa hampir tidak mungkin pada suatu wilayah mencapai iklim klimaks, sehingga iklim klimaks tunggal merupakan komunitas teoritis yang dituju semua suksesi dalam perkembangan pada suatu daerah, asalkan keadaan lingkungan fisik secara umum tidak terlalu ekstrem sehingga dapat mampu mempengaruhi iklim lingkungan. umumnya suksesi berakhir pada klimaks edaphik, dengan hanya terkait pada masing-masing pengaruh faktor pembatas fisik pada wilayah setempat.
Meskipun suksesi pada suatu ekosistem untuk dapat mencapai klimaks membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun cepat lambatnya masih tergantung pula oleh tingkatan suksesi yang terjadi kepadanya. secara umum terdapat dua macam ekosistem suksesi yaitu, ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder. Ekosistem suksesi primer lebih dinyatakan pada berkembangnya ekosistem tersebut melalui substrat yang baru. Artinya kehidupan yang ada pada ekosistem tersebut setelah perlakuan benar-benar dimulai dari nol, dan harus dimulai dari kerja organisme pionir dengan segala perlakuan dari faktor pembatas fisik yang ada. Sedangkan ekosistem suksesi sekunder berkembang setelah ekosistem alami rusak total tetapi dimulai dengan tidak terbentuk substrat yang baru, atau dapat dianggap sebagai dimulainya kehidupan baru setelah adanya “gangguan” pada ekosistem alami.
Pencemaran dan Macamnya
Pencemaran dapat saja merupakan suatu fenornena sehari-hari yang tidak asing bagi manusia, karena sudah sedemikian seringnya kita mendengar dan mengetahui adanya pencemaran dan bahan-bahan pencemar yang kerap sekali dekat dengan lingkungan sehari-hari. Namun tidak dipungkiri adanya pencemaran atau polusi dapat menyebabkan kehidupan manusia dan organisme lainnya menjadi terganggu, bahkan dapat mengarah pada kematian.
Secara umum adanya pencemaran dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu : 1). Pencemaran tanah, 2). Pencemaran air, dan 3). Pencemaran udara. Masing-masing pencemaran dan bahan pencemar (polutan) dapat berdampak buruk bagi kehidupan. Untuk memperkecil dampak polutan, perlu diupayakan serangkaian cara ataupun perlakuan agar dampak yang timbul tidak sebesar yang diperkirakan, dan alam lingkungan dapat menerimanya. Pertama-tama dilakukan dasar-dasar pengolahan limbah, yang ditentukan sesuai dengan porsi dampak pencemaran yang akan terjadi. Hal ini perlu dilakukan agar jangan sampai terjadi perlakuan berlebihan. Setelah itu dapat dimulai pekerjaan dengan pengolahan limbah, sampai akhimya didapatkan hasil buangan yang sudah dalam taraf “tidak mengganggu” lagi.
Sumber Buku Ekologi Karya Yusuf Subagja

denganilmukitabahagia

UPAYA GURU BIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MEMANFATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
DI SMP NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON


PROPOSAL
Diajukan guna memenuhi tugas individu
mata kuliah : seminar proposal








Disusu oleh
LAELATUSSA’DIYAH
50540783





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
CIREBON
2008

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Kerangka penelitian
Hipotesis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi belajar
Pengertian dan ciri-ciri motivasi belajar
macam-macam dan prinsip-prinsip motivasi
upaya untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
fungsi motivasi dalam belajar
lingkungan sebagai sumber belajar
pengertian lingkungan
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
kaitan antara upaya mennumbuhkan motivasi belajar denga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar












BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adlaah semata-mata mengumpulkan atau menerima informasi dan fakta-fakta yang tersaji dari suatu materi pelajaran( muhibin,1995:8),sehingga dalam pembelajaran siswa hanya sebagai penerima saja dan menyimpan informasi dari guru tanpa meninmbulkan makna tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah ( 1997:1),bahwasanya pembelajaran adlaah suatu kegiatan yang bernnilai edukatif dan mewarnai interaksi yang terjadi anatara guru dan anak didik. Interaksi yang terjallin antara guru dan anak didik diharapkan dapat menghasilakan suatu kegiatan pembelajaran yang interaktif sehingga siswa tidak hanya mendengar,mewlihat atau mentransfer informasi begitu saja dari guru. Tetapi merekajuga berperan aktif dalam pembelajaran supaya siswa terbiasa mencvoba menanamkan sendiri pengetahuan-pegetahuan atau informasi sehingga bermakana dalam memori lebih lama.
Pendidikan yang paling utama sudah sepantasnya didapatkan dari seorang anak dilingkungan keluarganya. Sehinngga yang menjadi guru adalah anggota keluarganya dirumah. Begitu juga dilingkungan sekolah,. Pembelajaran disekolah adlaah suatu formil yang didapat dari seorang gugru. Sehingga apapun yanng diajarkan atau dicontohkan oleh gururnya terkadang membuat siswa malas(membosankan). Hal itu dikarenakan seorang guru tersebut tidak memiliki strategi khusus yng terkandungn untuk proses pembelajarananya. Sehingga kurangnya imteraksi antara siswa dengan guru,siswa ynag satu dengan siswa yang lain maupun siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut akan berdampak pada kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-harinya, khususnya pada kegiatan pembelajaran disekolah, sehngga ada istilah bahwa siswa hanya ingin disuapi oleh gurunya tanpa berusaha untuk menemukan informasi sendiri terhadap permasalahan yanng ada dan tidak adanya aksi interaksi yang terjalain dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun rangsangan atau stimulus setiap manusia didasari oleh sebuah motivasi . timbilnya motivasi pada manusia karena dalam diri manusia ada dorongan yang menggerakkan atauenergi dasar yang disebut motivasi. Motivasi tim,bul karena adanya ketidak seimbangan dalam individu akibat ketidak seimbangan itu akan menimbulkan kebutuhan untuk segera dipenuhi sehingga terjadi keseimbangan/homeostatis cara untuk memenuhi keseimbangan adalaha manusia itu harus berperilaku (Sunaryo,2002).
Pada awalnya motivasi timbul karena adanya ketidakseimbangan yang menimbulakna kebutauhan. Kebutuhan dipandang sebagai kekurangan adanay sesuatu pada diri individu yang menuntut untuk segera dipenuhi sebagai doronngan yang menyebabkan individu berperilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada dasrnya motivasi dibagi menjadi 2 macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik adlaah motivasi yang hidup dalam diri siswa yang berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya faktor lingkungan yang dapat mendukung untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar supaya mendapatkan prestasi yang baik (Hamalik.2004).
Sedangkan lingkungan adalah sesuatu yang ada dialam sekitar yang meniliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu (Hamalik.2004). kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhhi proses dan hasil belajar. Lingkungan dapat berupa lingkunga fisik da lingkunagn sosial(tropasetya,1997). Adapaun yang termasuk liingkungan fisik didalamnya terdapat keadaan suhu,kelembaban,kepengapan udara dll. Belajar pad audara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam kadaan udara yanng panas dan pengap. Sedangnkan lingkun gan sosial adalah seperti suara pabrik,hiruk pikuk lalu linatas ataupun suara berisik yang lainnya yang dapat mengganggu proses belajar.
Permsalah diatas melatar belakangi peneliti untuk menerapkan tentang upaya guru biologi dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Seorang guru biologi berperan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar siswanya agar dapat meningkatkan mutu belajarnya melalui sumber belajar lingkungan. Adapun yang menjadi masalahnya adalah bagaimana usaha gugru biologi dalam menumbuhkan motivasi siswa belajar dibidang pelajaran biologi.
Peningkatan mutu pendidikan dapat kita lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat di proses dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka serta bertahan lama dalam pikirannya. Dengan kata lain, kita perlu menyadari bahwa peserta didik merupakan sumber daya manusia sebagai aset bangsa sangat berharga. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif dan berkeingina untuk maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya seara utuh dan optimal.
Sumber belajar sebagaimana di ketahui adalah sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah. Dalam melaksanakan kegitan belajar mengaja guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar tersebut. Di katakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipa serta dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit. Kemudian dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat di capai dengan efisien dan efektif.
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkannya untuk belajar yang dapat berupa pesan, orang, bahan, alat teknik dan lingkungan. Uraian tersebut dapat di lihat dari defenisi AECT (Association For Educaton Communication Technology) yang menyatakan penegrtian sumber belajar sebagai berikut :
Sumber belajar untuk teknologi pendidikan meliputi semua sumber (data, orang, barang) yang dapat digunakan oleh peserta didik baik secara tepisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar”
Kenyataan yang kita hadapi selama di sekolah adalah siswa hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Dan selama proses belajar megajar berlngsung keaktifan siswa sangat kurang sekali. Hal ini menggambarkan belajar secara tradisional dimana siswa hanya mendengar penjelasan dari guru sebagai satu-satunya sumber. Sedangkan kita ketahui kemampuan guru terbatas baik dari segi keterampilan maupun dari pengetahuan. Walaupun di gunakan juga sumber lain seperti buku teks, namun sumber belajar tidak terbatas pada buku saja masih banyak sumber belajar lain yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar.
Dalam penggunaan sumber belajar tersebut oleh siswa harus di arahkan oleh guru. Jadi guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar melainkan ada sumber lain yang serta bermanfaat bagi perluasan pemahaman dan pengalaman siswa. Sumber belajar yang lain tersebut sebenarnya banyak tedapat di sekeliling kita sungguhpun itu tidak harus memakai peralatan yang mahal. Bahan-bahan sederhanapun bisa di jadikan sumber belajar yang berharga.
Belajar dengan mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi kepada siswa yang di atur sangat rapi untuk belajar individual atau kelompok. Kegiatan belajar di lakukan dengan menggunakan sumber belajar baik manusia maupun bahan belajar non manusia dalam situasi belajar yang di atur secara efektif.
Fenomena yang kita lihat sekarang ini, sumber-sumber belajar yang tesedia di lingkungan kita masih kurang di manfaatkan sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar juga kurang optimal yang lebih jauh mengakibatkan mutu pendidikan yang kita harapkan belum lagi tecapai. Beranjak dari hal inilah penulis tertarik untuk membahas tentang “Pemafaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar”

Perumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Wilayah Penelitian
wilayah penelitian skripsi ini adflaah mengenai motivasi belajar biologi dengan pemanfaatn lingkungan sebagai sumber belajar pada kompetensi dasar ” klasifikasi dunia tumbuahn” di SMPN 1 gegesik kabupaten cirebon.
Pendekatan Penelitian
pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan teorik dan empirik.
Pembatasan Masalah
penelitian ini mencakup sumber-sumber pembelajaran di SMP.
Jenis Masalah
jenis masalah dalam penelitian ini adalah metode pengajaran biologi tentang bagaimana kemampuan seorang guru biologi dalam memberikan bimbingan kepada siswa agara bermanfaat mempelajari ilmu hayati dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penunlis membatasi pada permasalaha sebagai berikut. Aktivitas guru biologi dalam memberikan dorongan agar siswa termotivasi dalam mempelajari ilmu-ilmu biologi dengan pembelajaran melalui lingkungan yang dijabarkan dala beberapa pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut :
Bagaimana proses belajara mengajar biologi di SMPN 1 GEGESIK Kabupaten cirebon?
Bagaimana bi,bingan dan motivasi orang tua kepada siswa terhadap belajar biologi di SMPN 1 GEGESIK ?
Bagaimana motivasi belajar siswa melalui sumber belajar denag lingkungan di SMPN 1 GEGESIK?

Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh data tentangn proses belajar mengajar biologi di SMPN 1 gegesik.
Untuk mengetahui sejauh mana upaya atau dorormham guru dan orang tua dalam memotivasi siswa dalam belajar.
Memperoleh data tentang motivasi belajar malalui pemanfaatan lingkunng sebagai sumber belajar siswa di SMPN 1 gegesik.

Manfaat Penelitian
Melalui lingkungan sebagai sumber belajar diharapkan siswa dapat mennumbuhkan semanngat m(motivasi dalam belajar biologi).
Dari penelitian ini diharapkan adanya peningkatan kualitas lembaga pendidikan mmelalui salah satu cara menumbbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan daya aktivitas dan kreatifitas siswa pada bidang biologi dan memberikan pengertian belajar yang sesungguhanya.
dengan menerapkan berbagai sumber belajar dan strategi belajar mengajar diharapkan guru bidang studi biologi dapat meningkatkan daya kreatifitasnya sebagai upaya untuk menggali potensi yang ada agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

Kerangka Penelitian
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi untuk belajar adlaah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar oleh karen aitu meningkatkan motivasi belajar anak didik memegang peranan penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Motivasi tidak terlepas dari suatu kebutuhan artinya keinginan atau kebutuhan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu itu adanya dorongan faktor-faktor kebutuhan biologis,intrinsikdan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Dalam hubungannya dengankeggiatan pembelajaran dorongan sangatlah penting untuk bagaimana menciptakan suatu kondisi dalam proses yang mengarahkan siswa itu melakukan aktifitas belajar sehingga guru harus kreatif bagaimana melakukan usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivai yang baik pula artimya dalam kegiatan pembelajaran itu harus melaluiproses kalau tidak melalui proses dengan didasari motiv yang baik karna rasa takut,terpaksa,sekedar seremoni , jelas akan memproduksi hasil belajar yang semu artinya tidak otentik dna tidak tahan lama. Jadi dpaat disimpulakan bahwa motivasi tidak akan pernah dikatakan baik jika tujuan yang diinginkan juga tidak baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru sangatlah berperan penting dalam membentuk motivasi kepada siswanya. Memberikan motivasi berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan ssesuatu sehingga si subjek belajar itu merasa ada kebutuhan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar
Berbicara motivasi akan selalu dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan.
Menurut (Bernard) minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partispasi,pengalaman,kebiasaan pada waktu be;ajar atau bekerja.
Menurut Sartain (ahli psikologi amerika) mengatakan bahwa lingkungan merupakan sumber utama yang dapat memotivasi semangat belajar siswa. Lingkungan disini baik meliputi lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Lingkungan juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yaitu diantaranya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dialam sekkitar untuk proses kegiatan belajar mengajar. Belajar denagn melibatkan siswa langsung terhadap fenomena alam akan membangkitkan gairah belajar siswa. Sehingga siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar karena siswa dilibatkan langsung melalui prakteknya (berinteraksi langsung dengan lingkungannya). Yang termasuk kedalam lingkungan alam luar atau ekstern berarti sesuatu yang ada diluar dunia ini yangbukan manusia seperti rumah,tumbuy-tumbuhan,air,iklim dan hewan. Sedangkan yang termasuk kedalam lingkungan intern (lingkungandalam) berarti segala sesuatu yang telah termasuk kedala diri kita ang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita.
Sedangkan lingkungan sosial ialah semua manusia lain yang dapat mempengaruhi kita dalam hal proses belajar mengajar dan disini contohnya adalah guru (pendidik) dari siswa itu sendiri.
Untuk memperoleh kondisi belajar dlaam menumbuhkan motivasi belajar adalah harus adanya keterkaitan diantara ketiganya agar proses belajar mengajar tersebut berjalan dengan baik.
Dapat disimpulakn bahwa interaksi antara diri seseorang dengan lingkungannya itulah yang akan menentukan bagaimana hasil perkembangan belajar dan aspek-aspek tertentu yang terlibat didalam diri siswa yang selanjutnya akan menentukan bagaimana sifat,watak dan kepribadiannya dilingkungan masyarakat kelak malalui kegiatan belajar mengajar tersebut.
Berikut bagan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya motivasi belajar siswa menurut Sartain:






















Hipotesis
Hipotesis yang akan diajukan oleh peneliti adalah:
Ha : adanya pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dengan motivasi belajar siswa pada pembelajaran biologi.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi belajar
Pengertian motivasi
Dalam usaha penerapan tujuan beklajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sedangkan mengajar diarikan sebagai suatu usaha menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar sistem lingkungan disini terdiri dari atau dipengaruhi oleh berbagai komponen-komponen yangmasing-masing akan saling mempengaruhi.
Ada beberapa pengertian motivasi yang disampaikan oleh para ahli.Menurut A. Tabrani Rusyam yang memberikan pengertian: “Motivasi merupakan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya suatu keinginan/kebutuhan.” (A. Tabrani Rusyam, 1989. 99)
Sedangkan Wahjosumidjo memberikan suatu definisi: “Motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkahlaku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.” (Wahjosumidjo,1987. 174)
Sedangkan Gerungan menambahkan bahwa motivasi adalah penggerak,alasan-alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dirinya melakukan suatu tindakan/bertingkah laku. (Gerungan,1991, 140).
Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan.dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan,mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani.Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/warga belajar/peserta didik yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka siswa/warga belajar/peserta didik dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/pendidikan yang diikuti.
Jadi motivasi itu dapat dirangsang dari oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Sedangkan motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Perananya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, masalah motivasi dapat dikaitkan dengan persoalan minat, diamana minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seorang melihat ciri-ciri / arti sementara. Situasi yang dihubungkan adalah dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhanya sendiri.
Motivasi itu sendiri berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku, motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, demokratisasi pendidikan membine kreativitas , imajinitas, guru pembinaan disiplin kelas dan menentukan kelas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu perunahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi, pengamatan dan perhatian megingat dan lupa transfer dalam pembelajaran dan kebutuhan individu, merupkan aspek-aspek psikologis yang terkait dalam proses pembelajaran dan pengajaran.
Bagi seorang guru motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik secara langsung maupun tidak yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Sehingga motivasi diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan prilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu dalam hal ini prilaku belajar yang terjadi dalam situasi interaksi blejar mengajar dalam mencapai tujuan dari hasil belajar.
Motivasi juga dapat dijadikan dasar penafsiran penjelasan dan penafasiran prilaku, motif. Timbul karena adanaya kebutuhan yang mendorong individu untuk melakuka tindakan yang terarah kepada suatu tujuan juga dalam bentuk yang sederhana. Motivasi dapat digambarkan dalam kerangka.



Kekurangan dasar merupakan model proses motivasi dengan bersifat umum dalam kenyataanya motivasi itu merupakan suatu proses yang kompleks sesuai dengan kompleksnya kondisi prilakuk manusia dengan segala aspek-aspek yang etrkait betuk eksternal mau[un internal.
Motivasi dikatakan kompleks yaitu dijelaskan dalam 5 hal:
Motif yang menjadi sebab dan tindakan seseorang itu tidak diamati. Akan tetapihanya diperkirakan.
Individu mempunyai kebutuhan / harapan yang senantiasa berubah dan berkelanjutan.
Manusia memuaskan kebutuhantya dengan denan bermacam-macam cara.
Kepuasan dalam suatu kebutuhan tertentu dapat mengarah kepada peningkatan intensitas kebutuhan.

Sifat-sifat Motivasi
Menurut Martin Handoko seperti yang dikutip oleh TIM MKDK IKIP
Surabaya, sifat-sifat motivasi terdiri atas:
a. Motivasi Instrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar, karena memang dalam diri individu tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan.
b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena disebabkan
oleh adanya faktor pendorong dari luar diri individu. (Tim MKDK IKIP Surabaya, 1995. 87)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa timbulnya motivasi yang dapat menyebabkan seseorang menggerakkan tingkah lakunya karena adanya motivasi dari dalam dirinya. Motivasi ini lebih dipengaruhi oleh upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu juga karena adanya dorongan dan tuntutan serta pengaruh dari lingkungan luar untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
Jenis-jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut Sardiman terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Motivasi bawaaan, yaitu motivasi yang dilatarbelakangi oleh fisio kemis didalam tubuh seseorang yang telah dibawah sejak lahir dan terjadinya tanpa dipelajari.
b.Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia (Sardiman. 1992. 86)
Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadidengan sendirinya tanpa melalui proses belajar, sedangkan motivasi yang dipelajari atau motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.
Ciri-ciri motivasi
Karakteristik atau ciri-ciri dari motivasi adalah:
Sebagai hasil dan kebutuhan
Terarah kepad suatu tujuan
Menopang prilaku
menurut Moslow ciri-ciri motivasi itu ada 8 diantaranya :
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti selama belum selesai).
Tidak memerlukan dorongan dari luar berpartisipasi sebaik mungkin (tidak cepat puas denag prestasi yang dicapainya)
Menunjukan minat terhadap bermacam-macam “masalah”
Lebih senang bekerja mandiri
Cepat bosan pada yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurng kreatif)
Dapat mempertahankan pendapatnya apabila sudah yakin akan sesuatu
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas berarti seseorang itu selalu memiliki metivasi yang cukup kuat.
Ciri-ciri diatas sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis

Prinsip-Prinsip Motivasi
Prinsip-prinsip motivasi belajar yaitu didalm proses belajar sering ter jasi kondisi yang justru menimbulkan konsekuensi yang tidak diharapkan terhadap keberhasilan belajar siswa sehingga sebagi usaha guru untuk mencegah kekliruan demikian ada baiknya guru mempelajari kembali beberapa prinsip umum tentang belajar dalam rangka menggugah dan membina motivasi belajar siswa, prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
Kebermaknaan. Para siswa akan termotivasi dalam mempelajari sesuatu jika hal-hal yang dipelajarinya itu mengandung mekna baginya.
Pre rekuisit. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari sesuatu yang baru jika mereka terlalu memiliki semua pre rekuisit sebelumnya.
Komunikasi. Para sisiwa akan lwbih bergairah mempelajari sesuatu jika pelajaarn itu distrukturisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka meneliti, mengoreksi, secara terbuka terhadap hal-hal yang sedang diajarkan.
Modelling. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari itngkah laku yang baru jika kepada mereka disajikan model pembuatan (ex. Model performance) yang dapat mereka menyaksikanya sendir serta dapat menerimanya.
Novelty: siswa akan lebih termotivasi belajar jika pengajian pelajaran dilaksanakan secara menarik dan bervariasi
Aktif dan latihan: siswa aka lebih bermotivasi dalam belajar jika mereka diikutsertakan secara aktif dalam kegiatan latihan guna mencapai tujuan-tujuan intruksional.
Latihan terbagi (distributed practec): siswa akan lebih terangsang motivasi belajarnya jika latihan dilaksanakan dalam jadwal-jadwal waktu yang singkat tetapi sering dilakuka selama periode waktu tertentu.
Fading: siswa akan lebih termotivasi belajarnya. Jika perumpamaan intruksional secara sistematika da sedikit demi sedikit dikurangi
Kondisi belajar yang menyenangkan: siswa akan lebih termotivasi dalm belajar jika diciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan.
Sedangkan prinsip-prinsip motivasi menurut (Prof. Dr. H Muhammad Surya.) adalah.
Prinsip kompetisi
Adalah persaingan secara sehat, baik secara sehat , baik untuk inter maupun antar pribadi.
Kopetisi inter pribadi atau self copetision dalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing da tindakan atau unjuk kerja dan dimensi tempat dan waktu.
Persaingan antara pribadi persaingan antara individu yang satu dengan yang lain sehingga dengan persaingan secara sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara sehat dan lebih baik.
Contoh perlombaan karya tulis, siswa teladan dan sebagainya.
Prinsip pemicu
Pemicu ini dapat berupa informasi nasehat, amanat, peringatan, percontohan, dan sebagainya. Dalam hal ini motiv individu ditimbulkan dan ditingkatkan melalui upaya secara teratur untuk mendorong selalu melakukan tindakan dan unjuk kerja yang sebaik mungkin.
Prinsip ganjaran dan hukum
Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi contoh pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi . hal yang harus diingat adalah agar ganjaran dan hukuman itu dapat diterapkan secara profesional dan benar-benar dapat memberikan motivasi
Kejelasan dan kedekatan tujuan
Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan semakin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Tujuan disini adalah tujuan belajar yang meliputi tujuan khusus dan tujuan yang masih umum.
Pemahaman hasil
Perasaan sukses yang ada dalam diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memeliharan dan meningkatkan unjuk kerja lebih lanjut. Artinya bahwa hasil yang dicapai seseorang akan merupakan kebalikan dari upaya yang telah dilakukanya dan itu semua dapat memberikan motivasi untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Pengembangan minat
Bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yangbersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakanya.
Lingkungan yang kondusif
Lingkungan belajar yang kondusif. Baik lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dan bekerja dengan baik dan produktif.

Upaya untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
Ada beberapa upaya untuk meningkatkan motivasi belajar diantaranya adalah:
penggerakan dengan cara prinsip kebebasan. Metode disconery motivasi kopetensi, belajar disconery, brainsn torming, suasana yang terpusat pada siswa dan pengajaran yang terprogram
pemeberian harapan dengan cara memasukan TIK (tujuan yang langsung) intermediat jarak panjang, penumbuhan harapan dan tingkat aspirasi
pemberian intertif dengan cara umpan balik hasil pembrian hadiah, komentar dan kerja sama.
penganturan tingkah laku siswa, dengan cara restitusi dan the ripple effect.
Selain upaya diatas juga dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil/prestsi belajarnya adalah perlu adanya kolaborasi antara guru dan orang tua. Adapun sifat / bagan kolaborasi (partnership) guru dan orang tua adalah sebagi berikut:

Dirumah (orang tua) Disekolah (guru)
Supporting
memberi dukungan dan dorongan secara wajar, tidak mengharapkan segalanya tercapai sekaligus, diawali proses mengembangkan kelas yang penuh dukungan dan menyenagkn dimana kebutuhan tiap-tiap pribadi akan terpengaruh
Understanding
memahami bahwa setiap anak berbeda dan memberi banyak dukungan untuk berkembang denngan cara yang berbeda-beda. Memahami bahwa setiap anak berbeda dan membutuhkan perlakuan dan dukungan yang berbeda didalam kelas
Caring
Memberi perhatian anak secara mendalam, mengawasi perkembangannyadan memberi pujian bantuan serta dukungan bila diperukan Tanggap kebutuhan setiap anak dikelas, mengarahkan usaha anak memberi pujian, bantuan dan dukunganketika dibituhkan
Communication
Berbicara sesuai dengan pikiran anak dan mendengarkan apa yang dikatakan serta menjawab pertanyaan mereka Memberi waktu anak berinteraksi dengan yang lain. Berbicara sesuai dengan alam pikiran. Pemahaman dan masalah-masalah anak, menyakinkan anak untuk percaya dan beranggapan bahwa dia akan sukses.

































Experimental
Memberikan mereka peluang untuk berexperimen dan nmemecahkan persoalan dengan tuntas Memberikan kesepatan anak berexperiman dan memecahkan masalah, dan memberi saran bagaimana mengembangkan pikiranya
Sharing
Mendorong anak untuk mengungkapkan perasaan, pengalaman, pikiran dan menawarkan saran-saran Mendorong anak untuk bertukar pikiran, memcahkan masalah dan memberi saran begaimana mengembangkan pikiranya.
Success
Memuji usaha anak serta kreatifitasnya . dasar-dasar keberhasilan belajar terbentuk bila anak punya kepercayaan diri dan kepercayaan mengatasi masalah Menghargai dan memuji pencapaian anak sekecil apapun. Kesuksesan belajar diraih bila program belajar memungkinkan anak mampu untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman skill dan strategi

Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh “Keneth M. Mover” adalah:
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas teriaiu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.
Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.
7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.
Usaha meningkatkan motivasi dalam belajar diantaranya :Agar tujuan pengajaran yang dikehendaki khususnyc. oleh guru sebagai pengajar, maka perlu adanya usaha-usaha, agar terjadi kegiatan belajar yang efektif dan membelajarkan siswa dengan baik. Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru dapat melakukanberbagai cara sebagai berikut:
a) Memberi angka. Umumnya setiap anak ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angka baik, maka akan terdorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar. Sebaliknya, siswa yang .mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.
b) Pujian. Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil, besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
c) Pemberian hadiah. Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya, memberikan hadiah pada akhir tahun ajaran, dengan menunjukkan hasil belajar yang baik, atau kegiatan-kegiatan lain yang mendorong siswa untuk berprestasi.
d) Kerja kelompok. Dalam kerja kelompok di mana para siswa melakukan kerja sama dalam belajar. Setiap anggota memberikan motif belajar pada anggota lainnya. Kadang-kadang rasa untuk mempertukarkan anggota kelompok menjadi pendorong dalam perbuatan belajar.
e) Persaingan. Baik bekerja kelompok maupun persaingan mencari motif-motif sosial kepada siswa. Hanya saja persaingan antara individual akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik, seperti hubungan persahabatan, perkelahian dan pertentangan persaingan yang baik ialah dalam bentuk antar kelompok belajar.
Fungsi Motivasi dalam Belajar
Pentingnya motivasi dalam kegiatan pembelajaran
Salah satu prinsip utama dalam kegiatan pembelajaran adalah siswa/peserta didik mengambil bagian atau peranan dalam dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan untuk itu peserta didik/warga belajar harus mempunyai motivasi belajar sehingga dengan mempunyai motivasi belajar yang kuat, siswa akan menunjukkan minat, aktivitas, dan partisipasinya dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
a. Motivasi dapat memberi semangat terhadap peserta didik/warga belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan di mana seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan tersebut.
c. Motivasi dapat memberi petunjuk pada tingkah laku belajar.
d. Motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran warga belajar.
e. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan hasil belajar yang diharapkan. (Tim MKDK IKIP Surabaya, 1995. 81)
Dengan demikian motivasi mempunyai peranan dan manfaat yang sangat penting dalam kelangsungan dan keberhasilan belajar yang dilaksanakan oleh setiap individu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki individu, maka akan semakin tinggi/besar pula prestasi dan hasil belajar yang akan dicapai.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain meliputi: cita-cita, kemampuan warga belajar, kondisi warga belajar, dan suasana lingkungan belajar. Dengan adanya cita-cita, maka seseorang akan mempunyai arah dan tujuan yang mampu mengkonsolidasikan seluruh pikiran dan perasaan serta tindakannya mengarah kepada terwujudnya suatu keinginan. Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kemampuan intelektual akademik yang dimiliki oleh warga belajar yang digunakan untuk mengolah dan memproses informasi yang diperoleh menjadi pengetahuan. Kondisi warga belajar yang meliputi kondisi fisik, psikis, dan indera yang akan mempengaruhi diri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Motivasi mempunyai arti dalam belajar, menurut teori Kebutuhan Manusia termotivasi untuk bertindak kalau ia ingin memenuhi kebutuhannya. Para ahli psikologi mengartikan kebutuhan dalam kaitannya dengan motivasi dengan menggunakan cara yang berbeda-beda, di antaranya ada yang mementingkan kebutuhan fisik, seperti kebutuhan untuk rnakan, minum, udara, istirahat, ha! ini yang memotivasi manusia untuk bertingkah laku.Sedangkan ada ahli psikologi lain menitikberatkan kebutuhan emosional, seperti kebutuhan disetujui, disayangi dan dihargai. Ahli yang lain lagi menekankan kebutuhan kognitif, seperti memecahkan inform asi yang bertentangan, berbeda atau tidak sesuai. Ada lagi ahli psikologi yang percaya bahwa semua kebutuhan sama pentingnya dalam mempengaruhi motivasi orang untuk bertingkah laku.
Maslow (1945) dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkhis dan berbagai kebutuhan, di raana kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang berikutnya. Pada saat-saat tertentu akan terjadi kebutuhan yangtumpang tindih, seperti contoh, orang ingin makan bukan karena lapar tetapi karena ada kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa kebutuhan tesebut tidak akan muncul lagi untukselamanya,tetapi kepuasan itu hanya untuksementarawaktu saja.Manusiayang dikuasai oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan kegiatan guna memuaskan kebutuhan tersebut (Maslow, 1954).
Di dalam lingkungan siswa atau pelajar seperti yang dikatakan Maslow anak yang lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Sedangkan kebutuhan berikutnya seperti rasa aman adalah kebutuhan tingkat berikutnya setelah kebutuhan dasar yang bersifat fisik. Sebagai contoh siswa yang merasa terancam, makasiswa ini tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar, contoh lain seorang siswa yang merasa dirinya dikucilkan oleh temannya maupun oleh gurunya, tidak mungkin termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai. Kepuasan terhadap kebutuhan ini akan menimbulkanperasaan percaya diri, merasa berharga, merasa kuat, merasa mampu, merasa berguna dalam hidupnya. Kebutuhan yang paling utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu,mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar.
Rakert.W. White 1959. Kecakapandiperoleh secara berangsur-angsurmelalui belajar dalamwaktu jangka panjang. Kebutuhan belajar dalam waktu jangka panjang, ini diperuntukkan untuk mendapat atau memiliki kecakapan atau kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya.
Kita sebagai pendidikan perlu tahu kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa. Seperti kebutuhan berprestasi. Setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya. Ada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dad dalam did sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam din sendiri. Siswa akan bekerja keras baik daiam situasi hersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sepdiri. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi yang tinggi.
Siswa yang datang ke sekolah memiliki berbagai pemahaman tentang dirinya sendiri secara keseluruhan dan pemahaman tentang kemampuan mereka sendiri khususnya. Mereka mempunyai gambaran tertentu tentang dirinya sebagai manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan. Ini merupakan cap atau label yang dimiliki siswa tentang dirinya dan kemungkinannya tidak dapat dilihat oleh guru namunsangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Gambaran itu muiai terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, yaitu keluarga dan teman sebaya maupun orang dewasa lainnya, dan hal ini mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
Berdasarkan pandangan di atas dapat diambil pengertian bahwa siswa datang ke sekolah dengan gambaran tentang dirinya yang sudah terbentuk. Walaupun demikian guru dapat mempengaruhi gambaran siswa tentang dirinya itu, dengan maksud agar tercapai gambaran tentang did masing-masing siswa yang lebih positif. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa siswa memiliki gambaran tentang dirinya sendiri atas pengaruh bagaimana orang lain seperti guru, orang tua, teman sebaya, memberi sikap atau memperlakukannya. Apabila guru suka mencela, mengeritik, merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akan cenderung menilai din mereka sebagai orang yang tidak mampu berprestasi dalam belajar. Hal ini berlaku terutama bagi siswa yang masih sangat muda, misalnya siswa di sekolah rendah seperti TK dan SD. Akibatnya minat untuk belajar menjadi turun. Jika guru memberikan penghargaan, bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar.
Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu prestasi yang hebat, sedangkan dorongan untuk mencapai kesuksesan termasuk kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk berprestasi. Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motovasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
a) Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi dapat menentukan agar perbuatan: yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyeiewengan dari jalan yanglurus untuk mencapai tujuan. Makamakinjelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
c) Motivasi menyeleksi perbuatan, Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.
Fungsi lain dari motivasi adalah sebagai berikut
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar diantaranya : Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak, kesadaran dan tidak teratur. Oleh karena itu disebut fungsional bagi masyarakat. Pendidikan tensional, artinya pengaruh yang diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa kepada anak, supaya dengan pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian berarti pendidikan harus merenungkan tentang tujuan yang harus dicapai. Sebab apa anak belajar? Mengapa ia mau dan suka belajar, apakah sebabnya ia harus belajar?
Menurut Atto Wilmann di dalam uraiannya tentang pertumbuhan dan pembentukan manusia ada enam motif yang menggerakkan anak mau belajar antara lain :
1. Motif psikologik. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan untuk berkembang sesuai dengan caranya masing-masing. Menurut kodratnya manusia ingin mengetahui sesuatu, bukan hanya kesanggupan mengetahui sesuatu begitu saja, tetapi juga terdapat kecenderungan untuk bekerja dan mengenal.
2. Motif praktis. Serriuapengetahuan mempunyai nilai praktis. Untuk memperoleh kedudukan dalam hidup pada hakikatnya kita berhasil memenuhi kebutuhan tertentu.
3. Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kesehatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikan kepribadian dalam segi estetik dan intelektualistik.
4. Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya ikut terbentuk dalam kesusitaan. Belajarlah agar engkau menjadi lebih bersusila.
5 . Motif sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus belajar segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan.
6. Motif ketuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi padaTuhan. Segalapengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan.
Semua motif memberi dorongan kuat terhadap belajar. Tetapi motif secara sendiri-sendiri tidak mencukupi bagi murid untuk belajar, maupun bagi guru yang akan mengajar. Dorongan atau untuk berkembang dapat dinyatakan oleh kegiatan sendiri terhadap bahan pengajaran yang menarik. Motif praktis dan minat praktis memperoleh alat yang tepat dalam pengajaran untuk hidup manti (Jen Lighart). Motif kepribadian menganggap bahan pengajaran sebagai media untuk pembentukan etik. Motif sosial membantu dalam pembentukan anak sebagai makhluk sosial. Motif Ketuhanan meliputi semua motif lainnya dan mempersatukannya, karena pertumbuhan dan perkembangan pada hakikatnya harus diarahkan pada pengabdian pada-Nya.
Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi padasiswanyauntukbelajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
1. Motivasi menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
3. Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yangsesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.
4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.
5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.

Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pengertian sumber belajar
Balajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berintegrasi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sadiman (1989) menyatakan bahwa “segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan tejadinya proses belajar”.
Menurut pengertian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber belajar itu adalah semua sumber. Jadi, dari pegertian ini sumber itu dapat berupa manusia maupun non manusia atau juga sumber belajar yang di rancang maupun yang dimanfaatkan.
Menurut Fercipal dan Elinghton (1988:124) memberikan batasan bahwa sumber belajar adalah “Satu set bahan atau situasi belajar yang dengan sengaja diciptakan agar siswa secara individual dapat belajar”.
Dari kutipan ini dikatakan bahwa sumber belajar itu satu set bahan atau situasi belajar yang sengaja diciptakan, jadi sumber belajar itu hanya yang di rancang saja dan bisa menunjang terjadinya proses belajar.
Dalam pengertian sempit sumber belajar dapat diartikan seperti seperti buku- buku atau bahan tercetak lainnya. Pengertian itu dapat di pakai dewasa ini sebagian guru hal ini dapat kita lihat dalam program pengajaran yang di susun oleh para guru, biasanya terdapat komponen sumber belajar pada umumya di isi dengan buku tek atau buku wajib yang di anjurkan. Namun dalam pengertian yang lebih luas tantang sumber belajar dapat di berikan Edgar Dale yang dikutip, yang dikutip oleh Rohani (1990:153) yang mengatakan bahwa “ sumber belajar itu adalah pengalaman”. Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya seluas hidup itu sendiri karena segala sesuatu yang di alami di anggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Sebagaimana kita ketahui belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya

Syarat- syarat dan manfaat Sumber belajar
Pada dasarnya sumber belajar yang di pakai dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan di buat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber belajar yang cocok, gambar tersebut harus memenuhi persyaratan, Fred Percipal (1998) ada Tiga Persyaratan Sumber Belajar yaitu sebagai berikut:
1. Harus tersedia dengan cepat
2. Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri
3. Harus bersifat individual misalnya harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka sebuah sumber belajar harus berorientasi pada siswa secara individu, berbeda dengan sumber belajar tradisional yang dibuat berdasarkan pada pendekatan yang berorientas pada guru atau lembaga pendidikan
Dalam kegiatan instruksional ada banyak sumber dan daya yang dapat kita manfaatan baik yang tedapat di ruang maupun yang banyak tedapat di sekitar kita, dan semuanya bermanfaat untuk meningkatkan cakrawala berfikir siswa dalam rangka peningkatan hasil belajar. Berikut ini ada beberapa manfaat sumber belajar menurut P&K (1983:7) yaitu :
1. Sumber belajar dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit dan langsung kepada pelajarnya. Seperti kegiatan darma wisata ke pabrik, pusat tenaga lstrik, pelabuhan dan sebagainya.
2. Sumber belajar menyajikan sesuatu yang tidak mungkin di adakan atau di kunjungi dan di lihat secara langsung oleh siswa. Contohnya seperti penggunaan peta, denah, foto dan sebagainya.
3. Sumber belajar dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya buku, foto-foto dan nara sumber
4. Sumber belajar dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sumber informasi
5. Sumber belajar dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro
6. Sumber belajar dapat memberikan motivasi yang positif, lebih-lebih jika di atur dan direncanakan pemanfaatannya dengan tepat.
7. Sumber belajar dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
Berdasarkan ke tujuh poin di atas maka dapat kita lihat besarnya manfaat sumber belajar dalam proses pembelajaran, dan menggunakan sistem pendekatannya berorientasi pada siswa sehingga betul-betul menekankan pada perkembangan pola pikir siswa
pengertian lingkungan
Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat di sekitar kita ( di sekitar tempat tinggal maupun sekolah). Sebagai guru, kita dapat memilih berbagai benda yang terdapat di lingkungan untuk kita jadikan media dan sumber belajar bagi siswa di sekolah. Bentuk dan jenis lingkungan ini bermacam macam, misalnya : sawah, hutan, pabrik, lahan pertanian, gunung, danau, peninggalan sejarah, musium, dan sebagainya. Media di lingkungan juga bisa berupa benda-benda sederhana yang dapat dibawa ke ruang kelas, misalnya : batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang, peralatan rumah tangga, hasil kerajinan , dan masih banyak lagi contoh yang lain. Semua benda itu dapat kita kumpulkan dari sekitar kita dan dapat kita pergunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Benda-benda tersebut dapat kita perloeh dengan mudah di lingkungan kita sehari-hari. Jika mungkin, guru dapat menugaskan para siswa untuk mengumpulkan benda-benda tertentu sebagai sumber belajar untuk topik tertentu. Benda-benda tersebut juga dapat kita simpan untuk dapat kita pergunakan sewaktu-waktu diperlukan.
Sedangkan menurut Hamalik (2004) lingkungan adalah sesuatu yang ada dialam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu). kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhhi proses dan hasil belajar. Lingkungan dapat berupa lingkunga fisik da lingkunagn sosial (Tropasetya,1997). Adapaun yang termasuk liingkungan fisik didalamnya terdapat keadaan suhu,kelembaban,kepengapan udara dll. Belajar pad audara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam kadaan udara yanng panas dan pengap. Sedangnkan lingkun gan sosial adalah seperti suara pabrik,hiruk pikuk lalu linatas ataupun suara berisik yang lainnya yang dapat mengganggu proses belajar.

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Kegiatan belajar mengajar bukanlah berproses pada kehampaan tetapi berproses pada kemaknaan. Di dalamnya ada sejumlah nilai yang di sampaikan kepada anak didik, nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terampil dari berbagai sumber guna di pakai dalam proses belajar mengajar, jadi dari berbagai sumberlah pengajaran itu di ambil dan salah satunya dari lingkungan
Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu di terima oleh siswa. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, taman dan lain-lain. Lingkungan non fisik seperti penerangan sirkulasi udara dan lain-lain.
Selanjutnya lingkungan yang di sebut sebagai sumber belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi siswa. Tempat dan ruangan tersebut ada yang di rancang (by Design) khusus untuk tujuan pengajaran, misalnya gedung sekolah ruang perpustakaan dan laboratorium, studio dan sebagainya. selain itu ada juga tempat atau ruangan yang bukan di rancang secara khusus atau hanya dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk tujuan pengajaran, seperti gedung dan peninggalan sejarah, bangunan industri lingkungan pertanian, museum, pasar, tempat rekreasi dan lain-lain.
Menurut Semiawan (1990: 96) ada empat sumber belajar yang berkenaan langsung dengan lingkungan sebagai berikut:
a. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah
b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah
c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pemahaman lingkungan
d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di manfaatkan cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang tidak mungkin atau tidak dapat dipastikan akan terulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa adanya catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat kita lihat bahwa di sekitar sekolah terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat di manfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses belajar engajar. Dengan demikian siswa akan lebih mengenal lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif, sifat verbalisme pada siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan lebih banyak berlatih
Sumber belajar akan dapat digunakan bila sumber belajar itu tersedia sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan sumber belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa menggunakan sumber belajar maka pesan yang tersimpan dalam materi suatu pelajaran tidak akan di terima oleh siswa. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan semakin banyak pula keterlibatan indera siswa dalam penerimaan pesan tersebut dan akan semakin banyak kesan dan pengalaman yang di serap oleh siswa.
Secara teoritis pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan mudah di jangkau, biayanya relatif murah, objek permasalaha dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis.
Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ini, Nasution (1985:125) menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat ke atau lingkungan ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masing-masing cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik dan bahan tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
Lebih lanjut Nasution (1982:134) menjelaskan ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam rangka membawa siswa ke dalam lingkungan itu sendiri yaitu metode Karya wisata, service proyek, school camping, surfer dan interviu. Lewat karyawisata umpamanya, siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung, membangkitkan dan memperkuat belajar siswa, mengatasi kebosanan siswa balajar dalam kelas serta menanamkan kesadaran siswa tentang lingkungan dan mempunyai hubungan yang lebih luas dengan lingkungan.
Namun metode karya wisata ini memiliki kelemahan yang berbeda yang berkaitan dengan waktu dan follow up karya wisata ini perlu diperhatikan secara cermat. Demikian juga dengan metode lain yang membawa siswa ke luar kelas, metode yang di pilih memerlukan rencana yang lebih cermat dan matang serta harus berpedoman kepada tujuan pengajaran yang hendak di capai. Cara yang kedua yaitu dengan cara membawa sumber dan lingkungan luar ke dalam kelas, hal tersebut dapat dilakukan dengan membawa resourses person, hasil, contoh dan koleksi tertentu ke dalam kelas.
Kedua cara yang telah dijelaskan di atas sebenarnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya karena keduanya dapat dikombinasikan. Misalnya melalui karya wisata siswa mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan berbagai benda sehingga koleksi benda tersebut dapat memperkaya khasanah laboratorium di sekolah dan sewaktu-waktu benda-benda tersebut dapat digunakan sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar.
Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
Urgensi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar seperti yang telah dijelaskan terdahulu sebenarnya sudah lama disadari oleh pendidik, namun kesadaran itu tidaklah berarti bahwa lingkungan sudah dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber belajar di sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan sebagai sumber belajar, mungkin dari segi guru, faktor dana, lembaga dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini Hanafi (1986: 23) menyatakan:
Pemanfaatan sumber belajar tergantung pada kreatifitas guru, kemampuan guru, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemanfaatan sumber belajar termasuk lingkungan oleh siswa sangat tergantung pada bimbingan dan arahan dari guru. Berarti di sini guru berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan manager. Fungsi guru seperti inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru memang sudah tahu dan mengenal dengan baik jenis-jenis sumber belajar yang harus digunakan. Itu saja belum cukup karena disini dibutuhkan lagi kemauan dan kreatifitas guru-guru tadi untuk menyediakan dan mencari pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber belajar tersebut secara efektif dan efisien.
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan seyogyanya harus mengerti dan cakap dalam mencari dan memakai sumber belajar yang ada mampu berperan sebagai komunikator, fasilitator, dan motivator dalam menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pihak sekolah juga harus memperhatikan kebutuhan akan sumber belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat menghasilkan keluaran yang berkualitas.
Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah, masyarakat serta lembaga terkait lainnya. Mengenai jenis-jenis sumber belajar yang ada di lingkungan pada bagian sebelumnya, kita telah mengenal adanya dua jenis sumber belajar, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang dimanfaatkan ( by utility resources). Berbagai benda yang terdapat di lingkungan kita dapat kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (by design resources) ini. Dibanding dengan dengan jenis sumber belajar yang dirancang, jenis sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih banyak. Oleh karena itu, sangat dianjurkan setiap guru mampu mendayagunakan sumber belajar yang ada di lingkungan ini.
Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan
Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa beberapa keuntungan tersebut antara lain :
Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan.
Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.
Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.
Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).
Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.
Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain)
Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar untuk berbagai mata pelajaran. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan. Kriteria pemilihan media itu telah kita bahas pada bagian sebelumnya.
Prinsip-prinsip Pembuatan Media yang Memanfaatkan Lingkungan
Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :
Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya, dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak.
Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri)
Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan siswa.
Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal
Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan
Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah
Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran didik

.

http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/20/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar/

BAB III
METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada smester ganjil yaitu selama 40 hari pada tanggal 1 Agustus sampai 10 September 2008. adapun tempat yang akan dijadiakn penelitian adalah SMPN 1 Gegesik yang berada dikabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat
Instrumen Penelitian
Intrumen penelitaian terdiri dari 2 bagian yaitu : kuisioner 1 tentang motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi dan kuesioner 2/angket 2 tentang motivasi dan dorogan orang tua siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang menggunakan sekala likert.
Uji coba instrumen
Uji coba instrumen untuk mengetahui apakah instrumen yang disisipkan benar-benar mengukur hal-hal yang diukur (valid) dan konsistenya atau kehendaknya jika dilakukan pada 40 siswa tersebut tidak diikut sertaka sebagai sampel penelitian
Uji validitas
Uji validitas yang simaksud agar terdapat kesesuian antara instrument dengan tujuan yang hendak dicapai, uji validitas itu dinyatakan untuk setiap item dengan rumus product moment pearson yaitu:
r xy = N - ()()
2 – ()22 – ()2
Nilai dari kofisien korelasi ( r ) terletak antara – 1 dan ( ) keterangan :
jika r = +1, terjadi kolearasi positif sempurna antara variabel x dan y
jika r = -1, terjadi kolerasi negatif sempurna antara variabel x dan y
jika r = 0, tidak terjadi kolerasi antara variabel x dan y
jika r = 0 < r < - 1 , terjadi kolerasi antara variabel x dan y
jika r = 1 < r < 0, terjadi kolerasi variant item yang di uji kevalidanya
Uji reliabilitas variabel penelitian
Uji reliabilitas dilakukan jika seluruh item valid disisikan terkait uji statistik yang digunakan yaitu Alpha Crobach

r11 = [ k ] [ ]

Keterangan
K : banyaknya butir pertanyaan
t2 : varian skor test
b2 : varian belajar jumlah
b : 1,2,3,,,,,,,k

Instrumen dikatakan reliabilitas jika koefisien realibilitas alpha cronbach positif.

Analisa Bivariat
Korelasi biavariat adalah statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antara 2 variabel (Arikunto : 2002) pengolahan data yang dilakukan dalam variabel bivariat adalah dengan menggunakan rumus chi square, yaitu:
n ( I ad – bc I )
(a + b) (a + c) (b + d) (c + d)

Frekuensi Jumlah Sample
Objek 1 Objek I
a b a+b
c d C+d
Jumlah a+c b+d n

Keterangan :
n : 40 respondent
Analisis ini digunakan untuk melihat kemaknaan hubungan dari tiap-tiap variabel independent dan dependen. Menggunakan uji statisitic chi square dengan tingkat kemaknaan alpha 0.005 untuk uji perbedaan proposal kedua variabel.

Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
Memenuhi bahan penelitian
Melakukan study pendahuluan
Menyusun proposal penelitian
Seminar proposal
Mengurus izin penelitian
Tahap Pelaksanaan
Izin Penelitian
Mendapat Informad Consent dari responden
Melakukan pengumpulan data
Melakukan pengolahan data
Tahap Akhir
Menyusun laporan hasil penelitian
Sidang atau presentasi hasil penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Nana,sudjana.2002.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo
Wahidin.2006.Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Bandung: Sangga Buana
Dahar,ratna willis.1989.Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.
Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Aqib,zaenal.2002.Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran.Surabaya: Insan Cendekia.
Hamalin,oemar.1989.Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan(Berdasarkan Pendekatan Kompetensi).Bandung: Mandar Maju.
Surya,muhammad.2004.Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran.Bandung:Bani Quraisy.
Sumaatmaja,nursid.2002.Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi.Bandung:Alfa Beta
Slameto.2003.Belajar (Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya).Jakarta:Pt Rineka Cipta.
Sukmadinata,nana syaodih.2003.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Am,sardiman.1996.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru).Jakarta:Raja Grafindo Persada.
http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/20/pemanfaatan-lingkungan-sebagai sumber-belajar/










































Pengertian dan ciri-ciri motivasi belajar


macam-macam dan prinsip-prinsip motivasi
upaya untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
fungsi motivasi dalam belajar
lingkungan sebagai sumber belajar
pengertian lingkungan
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
kaitan antara upaya mennumbuhkan motivasi belajar denga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar